Don't be thinking of unnecessary things. Win today's game! Think only about that

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

YELL

Udah berapa lama gak ngepost? Cukup lama juga ya. Selama itu pula, gue udah menerima hasil belajar tiga tahun di bangku SMA. Alhamdulillah lulus UN dengan nilai yang cukup memuaskan (itu nilai bener-bener di luar dugaan loh!) Angkatan gue lulus 100 persen. Peringkat kedua di DKI untuk IPA, dan peringkat 1 untuk IPS! Mantap sekali... Dan yang paling membuat bahagia adalaaaah... lolos SNMPTN! :'D Untuk kawan-kawan yang belum lolos, jangan menyerah! Usaha seseorang gak akan pernah sia-sia, tenang aja...

Cerita tentang pengumuman SNMPTN agak muram. Pengumumannya sendiri dimajuin jadi hari Senin jam 4 sore. Jadilah, sepulang dari gladi resik wisuda, gue berencana tidur sampe maghrib sesampainya di rumah. Apa daya, gue terlalu takut dan cemas nunggu pengumuman. Mata berniat dipejamkan, tapi otak terus-menerus over-thinking. Perut udah berteriak minta diisi, tapi nafsu makan gue langsung hilang begitu mikirin pengumuman. Sewaktu mandi, gue menyiapkan mental untuk siap nerima apa pun hasilnya. Untuk ngilangin stres, gue baca Manusia Setengah Salmon-nya Raditya Dika. Dalam keadaan normal : Wahahaha!! *ketawa ngakak*. Tapi waktu itu : Hahaha... *ketawa lemah*. Sekitar jam lima sore, hape udah mulai berisik. Perut gue tambah mules.

Selagi nunggu hasil UN, gue bahkan nulis begini di hp.

Count Down 
Tali penghubungku dengan masa depan akan ditentukan dalam hitungan beberapa hari. Titian yang susah payah kubangun setelah berkali-kali berganti arah. Mengusap-usap dada sembari berucap “Ini jalanmu dan bukan itu. Tuhan sudah menyiapkan sesuatu untukmu di sana.” Sekelebat bayangan itu terpampang jelas di depan mataku. Sesuatu bergejolak di dasar perut. Anehnya terasa dingin tapi juga hangat. 

Tik tok tik tok 

Dentang hitungan mundur itu kini terngiang-ngiang dalam kepala. Makin jelas dan makin sulit diabaikan. Setelah merangkak dalam lorong gelap bernama ketidakpastian, akhirnya kutemukan semburat cahaya di ujung sana. Aku takut dan bimbang. Apa itu jalan keluar? Ataukah aku masih harus merangkak lagi? Tidak. Aku tak mau merangkak terseok-seok lagi. Lututku sudah sakit tak terperi. Sesaat aku menolak melihat kenyataan. Kususuri lorong berbatu itu dengan mata terpejam rapat sembari berdoa aku tak salah jalan.

Lorong itu sendiri tanpa lampu dan petunjuk arah yang jelas. Acap kali aku bingung dan hilang arah. Pertarungan dengan ego kerap kali mewarnai perjalanan. Angin semilir yang berhembus di sepanjang lorong itu seakan menggodaku untuk berhenti sebentar sekadar meluruskan otot-otot yang kaku dan biasanya berakhir dengan aku jatuh tertidur.*

*dengan sedikit pengubahan
 
Segitunya ya, hmm....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Mind to leave your impression about this post?