Malam itu adalah malam pelarian buat gue. Pelarian dari
emosi, pelarian dari pikiran-pikiran negatif yang membuat gue tidak bisa
berpikir jernih, dan terutama pencarian ketenangan di daerah tertinggi di
Bandung (ibu gue sampai salah kaprah kalo gue pergi bersemedi). Berawal dari
ide iseng Windy, lalu gue ikut terseret dalam penjelajahan malam kami. Gue baru
pulang dari kampus jam 9 malam dan pergi lagi dari kosan jam 10.45 malam. Kakak
tingkat di kosan sampai heran ngeliat gue baru nyampe dan pergi lagi....
Moko : Behind The Story
TPB is over, real college-life await
Jumat kemarin adalah hari terakhir kuliah di tingkat 1. Kelas matematika terakhir dan gue gak masuk kelas karena terlambat bangun..... Meskipun perkuliahan sudah selesai, tapi ujian belum sepenuhnya rampung. Padahal bau-bau liburan samar-samar tercium, kian hari kian terasa. Kuisioner penjurusan (ini cukup membuat gue galau) juga sudah minta diisi. Fakultas-fakultas tetangga sudah mulai kaderisasi wilayah (semacam ospek fakultas, mungkin). Dan sudah mulai terdengar masa ospek jurusan atau osjur akan diperpanjang, lebih lama dari yang lalu.
Beberapa hari yang lalu, gue sakit kepala karena tumpukan tugas, kuis, dan uts yang harus dikejar dalam rentang seminggu. Tidur di atas tengah malam, lalu bangun waktu subuh. Semua terjadi karena jadwal yang sudah gue susun rapi menjadi berantakan karena mendahulukan tugas kelompok (kelompok gue yang satu ini amat, amat deadliner).
Kejadian tersebut ada baiknya juga. Gue sekarang jadi paham bagaimana seharusnya menyikapi perbedaan pribadi orang. Sebenernya, selama kuliah pun, gue sadar, sifat-sifat orang makin terlihat beragam. Di satu sisi ada hal baik di dalam pribadi orang, sisi lainnya ada suatu kebiasaan buruk yang tidak patut ditiru. Makin lama makin terbiasa buat gue belajar membenci sifat buruk orang, bukan membenci orangnya. Persaingan dan kompetisi pun terlihat jelas. Ada beberapa orang yang ingin menang sendiri, tapi banyak yang memang mementingkan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi. Dan terkadang ketika sedang berpikir seperti ini, gue amat kangen masa-masa sekolah dulu...
Kaleidoskop 2013
Oh Jinsku, Oh Celanaku
[LYRIC] Sen no Yoru wo Koete
Sen no Yoru wo Koete (As Thousand's Night Pass)
"I want to be loved, but you don't seem to love me"
I wander around as I repeat this to myself
It's the only answer I have; even I'm scared of getting hurt
I'll say "I love you" to the one I love
Do you love me or not?
As for things like that, it’s already fine either way
No matter how badly I wish to be with you
There are many unchangeable things in this world, right?
That's right, and my love for you
Is the truth unchangeable by anyone
I want to overcome thousands of nights and go meet you now
There's something that I must tell you
"I want to be loved, but you don't seem to love me"
I wander around as I repeat this to myself
It's the only answer I have; even I'm scared of getting hurt
I'll say "I love you" to the one I love
It's scary putting my feelings into words
But, I'll say "I love you" to the one I love
In this broad world, I can’t express the joy of encountering you with words
That's why we can only smile, sing about the vividly passing autumn in do-re-mi
With winter at our backs, and the sunbeams peeking through the trees
And become reborn anew, so that we can protect someone
As I looked to the road I'd travelled and the path ahead, my eyes were filled by cowardice
I want to look you in the eyes, but I'm afraid I wouldn't be honest
I didn't want to know that you didn't love me
And live the rest of my days all alone
That day, I kept on loving you without getting hurt
I want to overcome thousands of nights and go meet you now
There's something that I must tell you
"I want to be loved, but you don't seem to love me"
I wander around as I repeat this to myself
It's the only answer I have; even I'm scared of getting hurt
I'll say "I love you" to the one I love
Even my feelings aren't returned, at least I can say "I love you" to the one I love....
And that's the most beautiful thing in the world
Surprise!
Hai *srooot*
Acara pagelaran angklung KPA ITB udah berakhir :') Setelah latihan sampe rela pulang larut malam, besok mungkin sepulang kuliah gue akan bingung sendiri karena rutinitas yang mendadak hilang. Oh ya, ini konser pertama gue~ Dulu, gue gak pernah berpikir untuk ikut unit musik. Tapi ternyata di sini, gue belajar kalau angklung itu berlaku buat siapa aja, baik yang dengan atau pun tanpa background pemusik.
Oke. Kembali ke cerita yang seharusnya. Berhari-hari sebelum pagelaran berlangsung, gue ngajak-ngajak Haura dan Rany buat nonton. Tapi jawaban mereka entah bisa entah enggak, jadi gue menyimpulkan mereka gak akan dateng. Rany dengan alasan balik ke rumah, dan Haura terhalang acara ISO.
Lalu....... Sejam sebelum pagelaran dimulai (gue lagi grasak-grusuk ngapalin partitur), tiba-tiba hape gue bergetar. Ada sms dari Haura yang isinya "Deessttiiii... Jangan mengecewakan gw dan rani yang nonton yaaaaa!!!!"
Kmpret banget lah mereka :')
Konsernya sendiri...... yang saat itu gue pikirkan adalah gue gak akan pernah menyesal daftar waktu itu! Gak akan pernah! Dari mulai momen latihan dengan sedikit orang sampe-sampe nada di lagunya bolong-bolong, hingga tampil di atas panggung bersama :')
Oh ya. Di konser ini juga dua sepatu high heels rusak. Sepatu pertama itu haknya patah karena jatuh dari tangga turun panggung. Pukpuk mila :') Dan insole sepatu kedua copot tiba-tiba 5 menit menjelang naik panggung...... Panik banget gue. Akhirnya gue nekat tampil dengan sepatu sebelah yang tanpa insole..... Setengah jam berdiri pake high heels 5 senti sukses ngebuat kaki gue getar-getar. Gue merasa gagal sebagai wanita.
Akhirnya kita pulang jam 11 malem naik angkot Kalapa-Dago carteran. Sekitar 10 menit sebelum pulang, hape gue bergetar tanda panggilan masuk. Dari Haura. Kira-kira percakapan nyaris-tengah-malam antara kita berdua seperti ini:
Gue : Halo, assalamualaikum. Kenapa, Ra?
Haura : Desss! Lo udah balik belom? Gue ke kosan lo ya sekarang! *tersengal-sengal*
Gue : Lah, gue masih di TKP. Baru mau balik. Kenapa emangnya?! *ikutan panik*
Haura : *napasnya memburu* Gak, gue ke kosan lo aja! Kosan lo dimana? Gue pokoknya gamau tidur di kosan!!
Gue : Lo kenapa?! Oke-oke, gue sms arah jalannya sekarang... Emangnya kenapa kosan lo?
Haura : Banyak kecoak Desss!! Gue ke kosan lo aja! *suara kayak mau nangis*
Kecoak....... Saat itu, gue gak punya bayangan betapa kecoak berhasil memaksa Haura hengkang dari kosannya sendiri. Tapi setelah ngedengar penuturan langsung dari korban (maap ya Ra wkwk) kecoak jadi daftar musuh nomor tiga setelah cacing dan semut.
Alhasil, malam itu kita tidur di atas tempat tidur gue dengan ngebagi dua space. Haura di sisi dekat kaki tempat tidur, gue tidur sambil bergelung di dekat kepala tempat tidur
Intermezzo
Halo *menguap lebar*
Sekarang gue lagi di rumah ortu di Jakarta. Masih menikmati kesempatan untuk bisa berleha-leha barang sejenak sebelum akhirnya menghadapi kehidupan perkuliahan lagi. UTS is coming, bro...
Seminggu sebelum libur, gue stres banget. Mungkin efek kurang tidur... Alhasil, suasana hati naik-turun, dan dampaknya gue jadi gak fokus kuliah dan berubah jadi ngeselin bagi orang-orang di sekitar gue. Liburan Idul Adha jadi momen yang paling gue tunggu. Entah kenapa, gue pengen banget cerita ke ibu gue.
Oh ya. Selama di Bandung gue jadi punya kebiasaan ngemil. Anehnya, tiap kali pergi ke indomaret, gue selalu beli r*ma sari gandum yang cokelat. Enggak pernah yang lain. Selalu itu -_- Gue gak pernah nyangka kalo r*ma sari gandum punya efek nagih....
Dan sekarang, saat gue ngidam banget mau nonton Gravity (Vena udah ngajakin!), gue masih harus pergi buat nyervis hape itu. #@&#R%E^
Ganti hape aja apa ya.....
Syukur
Sekarang aku sadar