Hai *srooot*
Acara pagelaran angklung KPA ITB udah berakhir :') Setelah latihan sampe rela pulang larut malam, besok mungkin sepulang kuliah gue akan bingung sendiri karena rutinitas yang mendadak hilang. Oh ya, ini konser pertama gue~ Dulu, gue gak pernah berpikir untuk ikut unit musik. Tapi ternyata di sini, gue belajar kalau angklung itu berlaku buat siapa aja, baik yang dengan atau pun tanpa background pemusik.
Oke. Kembali ke cerita yang seharusnya. Berhari-hari sebelum pagelaran berlangsung, gue ngajak-ngajak Haura dan Rany buat nonton. Tapi jawaban mereka entah bisa entah enggak, jadi gue menyimpulkan mereka gak akan dateng. Rany dengan alasan balik ke rumah, dan Haura terhalang acara ISO.
Lalu....... Sejam sebelum pagelaran dimulai (gue lagi grasak-grusuk ngapalin partitur), tiba-tiba hape gue bergetar. Ada sms dari Haura yang isinya "Deessttiiii... Jangan mengecewakan gw dan rani yang nonton yaaaaa!!!!"
Kmpret banget lah mereka :')
Konsernya sendiri...... yang saat itu gue pikirkan adalah gue gak akan pernah menyesal daftar waktu itu! Gak akan pernah! Dari mulai momen latihan dengan sedikit orang sampe-sampe nada di lagunya bolong-bolong, hingga tampil di atas panggung bersama :')
Oh ya. Di konser ini juga dua sepatu high heels rusak. Sepatu pertama itu haknya patah karena jatuh dari tangga turun panggung. Pukpuk mila :') Dan insole sepatu kedua copot tiba-tiba 5 menit menjelang naik panggung...... Panik banget gue. Akhirnya gue nekat tampil dengan sepatu sebelah yang tanpa insole..... Setengah jam berdiri pake high heels 5 senti sukses ngebuat kaki gue getar-getar. Gue merasa gagal sebagai wanita.
Akhirnya kita pulang jam 11 malem naik angkot Kalapa-Dago carteran. Sekitar 10 menit sebelum pulang, hape gue bergetar tanda panggilan masuk. Dari Haura. Kira-kira percakapan nyaris-tengah-malam antara kita berdua seperti ini:
Gue : Halo, assalamualaikum. Kenapa, Ra?
Haura : Desss! Lo udah balik belom? Gue ke kosan lo ya sekarang! *tersengal-sengal*
Gue : Lah, gue masih di TKP. Baru mau balik. Kenapa emangnya?! *ikutan panik*
Haura : *napasnya memburu* Gak, gue ke kosan lo aja! Kosan lo dimana? Gue pokoknya gamau tidur di kosan!!
Gue : Lo kenapa?! Oke-oke, gue sms arah jalannya sekarang... Emangnya kenapa kosan lo?
Haura : Banyak kecoak Desss!! Gue ke kosan lo aja! *suara kayak mau nangis*
Kecoak....... Saat itu, gue gak punya bayangan betapa kecoak berhasil memaksa Haura hengkang dari kosannya sendiri. Tapi setelah ngedengar penuturan langsung dari korban (maap ya Ra wkwk) kecoak jadi daftar musuh nomor tiga setelah cacing dan semut.
Alhasil, malam itu kita tidur di atas tempat tidur gue dengan ngebagi dua space. Haura di sisi dekat kaki tempat tidur, gue tidur sambil bergelung di dekat kepala tempat tidur